Rabu, 23 Mei 2012

Di saat kita merasa SENDIRI di Keramaian

Dalam batasan normal, alamiah, dan manusiawi,
bahwa sebagian besar orang umumnya tidak
menyukai hidup dalam kesendirian. Ia sangat
membutuhkan kehadiran orang lain atau
seorang sahabat atau lebih untuk menemaninya.
Jika tidak, maka ia akan merasa tersiksa, waktu
yang dilewati pun terasa lebih panjang,
membosankan dan sangat melelahkan. Bahkan
ia dapat mengalami stress berat hidup di dalam
kesendirian. Itulah sebabnya, lebih suka dan
mencintai hidup di tengah-tengah keramaian.
Dalam kasus di atas sangat mudah diatasi, yaitu
ketika seseorang hidup seorang diri, maka ia
tinggal mencari teman atau sahabat atau
mencari tempat keramaian. Tetapi bagai mana
dengan seseorang yang merasa hidup seorang
diri di tengah-tengah keramaian? Hal ini
biasanya dialami oleh mereka yang disakiti oleh
kehidupan. Dia menjadi korban penolakan,
kehilangan, luka atau karena nasib buruk yang
menimpanya, seperti ditinggalkan selama-
lamanya oleh orang-orang yang sangat ia kasihi.
Sangat menyiksa, membosankan dan
melelahkan. Senyuman dan tawa banyak orang
bagaikan ejekan yang sangat melukai. Ia merasa
ditertawakan, merasa tidak dipedulikan oleh
sesamanya, merasa dibiarkan menanggung luka
batin seorang diri, dan bahkan ia merasa
ditinggalkan oleh Tuhan.
Merasa seorang diri di tengah-tengah keramaian
adalah salah satu masalah yang tidak dapat
dihindari dalam hidup ini, bahkan perasaan itu
dapat berakibat fatal bagi mereka yang
mengalaminya. Bukan tidak mungkin ia akan
menyiksa dirinya, dan bahkan menghilangkan
kehidupannya sendiri dari dunia yang
dianggapnya telah menyiksa dan
menganiayanya. Apakah Anda termasuk salah
satu dari mereka yang merasa seorang diri di
tengah-tengah keramaian? Memang, kesendirian
seringkali diidentikkan dengan hal yang
menakutkan, mengesalkan, membosankan,
melelahkan, dan bahkan menjadi simbol
kesedihan terdalam dan kematian. Namun, jika
kita mau berkorban, yaitu memaksa diri untuk
membuka pikiran, melihat jauh ke depan, yakni
melihat, bahwa masih ada ruangan besar untuk
tempat kita bernapas, menghirup udara segar,
sehingga kita memiliki tenaga untuk mendobrak
pintu dan keluar dari perasaan bersalah itu,
maka kita pasti menemukan kemerdekaan dan
kebebasan itu.
Tetapi sayang, bahwa tidak semua orang dapat
melihat ruangan itu. Tidak semua orang bisa
melihat jauh ke depan dan rela memulai hidup
yang baru atau mulai dari awal. Sehingga ia
tetap terkurung dalam ruangan yang gelap itu, ia
akan terus merasa sendirian, dan terus memikul
beban perasaan yang berat itu. Jika ia tetap
memikulnya dan tidak berani berkorban demi
sebuah kemerdekaan atau kebebasan dari
perasaan seorang diri itu, maka tidak menutup
kemungkinan, bahwa ada saat-saat tertentu di
mana ia sudah tidak mampu memikulnya, maka
ia memilih jalan pintas dan mengakhiri
hidupnya. itulah sebabnya, sebagian besar orang
memandang, bahwa merasakan kesendirian di
tengah-tengah keramaian sebagai sesuatu yang
mematikan. Padahal sebenarnya jika saja
seseorang berani berkorban dan mengeluarkan
dirinya dari tempat gelap itu, maka ia pasti
mengatakan, bahwa kesendirian itu tidak selalu
mematikan.
Dari penjelasan di atas memperlihatkan, bahwa
kesendirian itu dapat memiliki dua makna:
Pertama, kesendirian yang berhubungan dengan
fisik yang sebenarnya, yaitu ia berdiri seorang
diri, tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua,
kesendirian yang menyangkut perasaan semata.
Dari keduanya itu, masalah yang paling berat
dan jarang terpikul oleh banyak orang adalah
kesendirian yang menyangkut perasaan. Artinya,
perasaan seorang diri menguasai ruangan besar
hingga mengelapkan mata hati, sehingga ia akan
merasa tidak ada ruangan lagi untuk bernapas
dan tidak ada harapan lagi di depan sana.
Mungkin Anda pernah mengalami hal serupa,
atau rekan kerja Anda, sahabat Anda, keluarga
Anda, atau pacar Anda dan lain sebagainya.
Tetapi, satu hal yang perlu Anda dan saya ingat
adalah, kesendirian dalam arti apapun
sebenarnya bukanlah masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, berani berkorban
untuk kesakitan sementara, yakni memaksakan
diri untuk keluar dari ruangan gelap itu,
berusaha memfokuskan pandangan ke masa
depan yang lebih baik, dan melihat Tuhan
berdiri di samping kita, Dia memegang tangan
kita serta mengangkat kita dengan tangannya
sendiri hingga kita berdiri dengan tegap
kembali.
Ingat! Anda hidup di dunia ini tidak seorang diri,
tetapi ada banyak orang yang peduli dengan
Anda, mereka merasakan penderitaan yang anda
rasakan, dan bahkan ada orang yang memikul
beban yang sangat berat dari beban yang Anda
pikul. Namun mereka tetap bisa tersenyum dan
menjalani hidup ini dengan adil, jujur dan benar.
Mereka mengelolala perasaan secara bijaksana
dan tetap setia melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri
dan sesama. Setidaknya, Anda menyadari,
bahwa itulah kemampuan, kekuatan dan tenaga
yang Tuhan kepada setiap orang.
Jika demikian, bagaimana caranya untuk
mengelola perasaan kesendirian, supaya lebih
bermakna dan mendatangkan kebaikan bagi diri
sendiri dan semua orang? Ada beberapa hal
yang dapat menolong Anda dan saya keluar dari
kesendirian, kesepian, dan keluar dari ruangan
gelap itu, yaitu:
a. Dekatkanlah diri Anda kepada Yang Maha
Kuasa! Imani Dia, dan serahkan harapan hidup
Anda dalam kebenaran-Nya, serta menjalani
kehidupan ini bersama Tuhan sebagai saksi kita,
karena Dia sangat mempedulikan setiap bagian
dalam kehidupan kita, bahkan bagian-bagian
yang tidak dilihat orang lain. Artinya, ada bagian-
bagian yang tidak terjangkau oleh kemampuan
manusia, tetapi Tuhan sanggup menjangkaunya.
Kesendirian ini akan semakin menyadarkan
hakikat dan eksistensi Anda dan saya di dunia.
Semakin keyakinan Anda dan saya kuat, maka
akan semakin kokoh kemampuan Anda dalam
mengarungi liku-liku jalan kehidupan, dengan
segala situasinya. Intinya, jangan biarkan diri
Anda terjebak dalam kesendirian dengan
suasana “hati yang negatif”, serta
membiarkannya berlarut-larut, hingga membuat
Anda terhimpit dan putus asa.
b. Carilah kesibukan dengan melakukan berbagai
aktivitas positif yang sangat Anda sukai!
Misalnya, dengan membaca, menulis, olahraga,
menyanyi, berinteraksi dengan orang lain dan
sebagainya. Artinya, apapun aktivitas Anda, tetap
tidak keluar dari rel yang telah Dia tentukan.
Dengan melakukan berbagai kesibukan yang
Anda sukai, maka kesendirian akan terasa lebih
menyenangkan, terasa ringan, dan lebih berarti.
c. Ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
impian Anda dan yang belum sempat dilakukan.
Anda bisa membuka agenda-agenda pribadi,
foto-foto jaman dulu, buku-buku, dan lain
sebagainya. Percayalah, cara ini akan
menyadarkan Anda akan sempitnya waktu untuk
mewujudkan segalanya. Artinya, Anda harus
membutuhkan banyak waktu dan
memanfaatkannya seefektif mungkin guna
mewujudkan impian itu satu persatu, sekalipun
semuanya tidak terwujud. Tetapi setidaknya
Anda telah melakukan yang terbaik dan bukan
sebaliknya. Kalau sudah begini, bukankah
kesendirian itu jadi menyenangkan?
d. Selanjutnya, buatlah daftar sebanyak mungkin
tentang keinginan yang ingin Anda wujudkan
selagi masih hidup. Mungkin dengan cara
menuliskan kembali keinginan “gila” saat Anda
masih kecil! Atau mimpi-mimpi lain yang belum
terlaksanakan! Saat itu, Anda akan sadar,
ternyata banyak sekali hal penting yang harus
Anda kerjakan secara sabar, setahap demi
setahap untuk mewujudkannya. Untuk itu, Anda
dan saya sangat membutuhkan pertolongan dari
Tuhan, karena Dia sangat peduli dengan
kehidupan Anda dan saya.
e. Yang terakhir adalah, sadarilah bahwa Anda
tidak sendiri mengalaminya, dan Anda juga tidak
hidup sendiri di dunia ini, tetapi ada banyak
orang lain, yang sangat peduli dengan Anda.
Mereka itu adalah utusan-utusan Tuhan untuk
menjadi sahabat karib Anda, teman berbagi
Anda saat mengalami kekecewaan dan
kesendirian dalam hidup ini. Jika Anda benar-
benar mau membuka kedua mata, maka
sebenarnya kita tidak pernah benar-benar hidup
dan berjalan sendiri. Tetapi ada orang lain di
sekitar kita yang telah Tuhan utus untuk menjadi
teman curhat dan sahabat baik. Artinya, yang
pasti selalu ada orang yang bisa Anda jadikan
teman dan sahabat untuk di ajak bicara. Tanpa
disadari atau tidak, kehadiran mereka adalah
karena Tuhan mengasihi Anda dan saya.
Jika Anda mau terbuka, dalam kesendirian Anda
bisa merenungkan banyak hal. Dalam
kesendirian Anda bisa menemukan kedewasaan,
kebijaksanaan, ide brilian, dan memaksimalkan
potensi yang Anda miliki. Tanpa disadari atau
tidak, bahwa itulah bakat yang Tuhan
anugerahkan kepada setiap orang, dan apa yang
Anda hasilkan dari bakat itu adalah hadiah Anda
untuk Tuhan. Artinya, setiap langkah kehidupan
Anda sehari-sehari, yang dijalankan secara
positif adalah sangatlah berarti jika Anda dan
saya menyadarinya.
Belajar konsisten, jujur, dan ikhalas serta penuh
kerendahan hati terhadap keunggulan-
keunggulan yang Anda miliki adalah kekuatan
baru yang membuat hidup Anda lebih bahagia
dan berarti. Dengan kata lain, sanjunglah tinggi-
tinggi keunggulan yang ada pada diri Anda dan
berikan kualitas kepada dunia yang berusaha
memojokan, membawa engkau kepada
kesendirian. Dengan demikian, Anda akan
merasakan secara sadar bahwa Tuhan tidak
pernah meninggalkan setiap otang yang
menaruh harap pada-Nya. Tetapi jangan terjebak
pada kesombongan dan ego yang sering Anda
temukan di keramaian. Karena, tidak bisa
dipungkiri, bahwa kesendirian bisa datang
kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja,
termasuk kepada Anda dan saya. Nah, jika suatu
saat atau bahkan saat ini Anda sedang dilanda
“kesepian” meskipun di tengah keramaian, maka
itu berarti Anda harus ingat, bahwa Anda tidak
seorang diri merasakannya. Tetapi ada banyak
orang yang merasakannya, dan bahkan lebih
berat dari apa yang Anda rasakan saat ini.
Karena itu, kelolalah perasaan Anda dengan
baik, sebijaksana mungkin dan buatlah suasana
kesendirian itu menjadi surga bagi yang putus
asa dan disakiti oleh kehidupan. Dengan
demikian hidup kita lebih terarah dan
bermakna.

1 komentar: